Islam Itu Indah 30 September 2015
Pagi pagi lihat acara ISLAM ITU INDAH di Trans TV, Ustadzah Oki Setiana Dewi menceritakan kisah tentang sahabat nabi yang akhirnya bisa menikah tanpa harus jadi kaya, tanpa harus tanpan dan lain lain
di antaranya adalah kisah Rabi'ah bin Kaab dan Julaibib
1. Rabi'ah bin Ka'b al Aslamy RA
Ketika sampai di hadapan Nabi SAW, dengan perasaan sedih, Rabiah berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah mendatangi suatu kaum yang mulia. Mereka menikahkan aku dan bersikap lemah lembut serta bersikap sangat baik tanpa menanyakan mas kawinnya. Padahal aku tidak mempunyai apa-apa untuk memberikan mas kawinnya…"
Beliau tersenyum mendengar penuturan Rabiah, dan memerintahkan seorang sahabat mengumpulkan orang-orang dari Bani Aslam, kemudian beliau bersabda, "Wahai orang-orang Aslam, kumpulkanlah dan berikanlah kepadanya (Rabiah) butir-butir emas…!!"
Dalam sekejab terkumpullah butir-butir emas yang cukup banyak, lalu beliau bersabda kepada Rabiah, "Pergilah, dan bawalah ini kepada mereka dan katakan : Ini mas kawinnya..!!"
Rabiah segera berangkat ke rumah orang Anshar yang telah menjadi mertuanya tersebut. Ia menyerahkan butiran emas sumbangan dari kaumnya sebagai mas kawinnya sebagaimana diperintahkan Rasulullah SAW. Sekali lagi mereka menyambutnya dengan lemah lembut dan gembira, dan berkata, "Cukup banyak dan sangat baik!!"
Rabiah meminta ijin untuk kembali kepada Rasulullah dan mereka mengijinkannya. Rabiah menghadap Nabi SAW dengan wajah sedih, sehingga beliau bertanya, "Wahai Rabiah, mengapa engkau (masih) kelihatan sedih..!!"
"Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat suatu kaum yang lebih mulia dari mereka, yang rela dengan apa yang kuberikan kepada mereka, berbuat sangat baik dan berkata : Cukup banyak dan baik sekali. Padahal aku tidak mempunyai apa-apa untuk mengadakan walimah!!"
Sekali lagi Nabi SAW tersenyum mendengar penuturan Rabiah. Beliau memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan beberapa domba yang besar dan gemuk. Beliau juga memerintahkan Rabiah untuk mendatangi Ummul Mukminin, Aisyah RA dan menyampaikan pesan beliau, "Hendaklah engkau mengirimkan sekeranjang makanan…!!
Rabiah bergegas ke tempat Aisyah dan menyampaikan pesan Nabi SAW, segera saja Aisyah mengeluarkan sekeranjang besar makanan dan berkata, "Keranjang ini berisi sembilan takar gandum, demi Allah tidak ada lagi selain ini. Jika kami masih mempunyai makanan lainnya selain ini, maka kamu boleh mengambilnya!!"
Rabiah membawa keranjang tersebut kepada Nabi SAW dan menyampaikan pesan Aisyah seperti itu. Beliau menyuruh Rabiah menyerahkan domba dan bahan makanan tersebut kepada keluarga Anshar mertuanya dengan diantar beberapa orang dari Bani Aslam. Sekali lagi mereka menyambut kehadiran Rabiah dengan gembira, dan mereka berkata, "Kalau roti, cukuplah kami yang mengerjakannya. Sedangkan dombanya bisa kalian yang mengerjakannya."
Rabiah dan beberapa orang dari Bani Aslam menyembelih dan menguliti domba-domba tersebut kemudian memasaknya. Setelah semua masakan siap, mereka mengundang Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya untuk mengadakan walimah dari pernikahan Rabiah bin Ka'b ini.
“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”.
di antaranya adalah kisah Rabi'ah bin Kaab dan Julaibib
1. Rabi'ah bin Ka'b al Aslamy RA
Dalam suatu kesempatan , Nabi SAW bertanya kepadanya, "Wahai Rabiah,
apakah kamu tidak ingin menikah?"
"Demi Allah, tidak ya Rasulullah, aku tidak ingin menikah sebab aku tidak memiliki apa-apa untuk menghidupi seorang istri. Dan terutama sekali aku tidak ingin ada sesuatu yang membuatku sibuk sehingga aku tidak bisa melayani kebutuhan engkau..!!"
"Demi Allah, tidak ya Rasulullah, aku tidak ingin menikah sebab aku tidak memiliki apa-apa untuk menghidupi seorang istri. Dan terutama sekali aku tidak ingin ada sesuatu yang membuatku sibuk sehingga aku tidak bisa melayani kebutuhan engkau..!!"
Setelah beberapa kali Rosul Menanyakan hal yang serupa, Kali ini
Rabiah berkata, "Baiklah, ya Rasulullah, perintahkanlah kepadaku menurut
yang engkau kehendaki!!"
Rabiah segera berangkat memenuhi perintah Nabi SAW, dan ia disambut dengan
gembira di keluarga orang Anshar tersebut.Mereka memperlakukan Rabiah dengan
lemah lembut dan ramah tanpa banyak mempertanyakan sesuatu kepadanya.
Ketika sampai di hadapan Nabi SAW, dengan perasaan sedih, Rabiah berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah mendatangi suatu kaum yang mulia. Mereka menikahkan aku dan bersikap lemah lembut serta bersikap sangat baik tanpa menanyakan mas kawinnya. Padahal aku tidak mempunyai apa-apa untuk memberikan mas kawinnya…"
Beliau tersenyum mendengar penuturan Rabiah, dan memerintahkan seorang sahabat mengumpulkan orang-orang dari Bani Aslam, kemudian beliau bersabda, "Wahai orang-orang Aslam, kumpulkanlah dan berikanlah kepadanya (Rabiah) butir-butir emas…!!"
Dalam sekejab terkumpullah butir-butir emas yang cukup banyak, lalu beliau bersabda kepada Rabiah, "Pergilah, dan bawalah ini kepada mereka dan katakan : Ini mas kawinnya..!!"
Rabiah segera berangkat ke rumah orang Anshar yang telah menjadi mertuanya tersebut. Ia menyerahkan butiran emas sumbangan dari kaumnya sebagai mas kawinnya sebagaimana diperintahkan Rasulullah SAW. Sekali lagi mereka menyambutnya dengan lemah lembut dan gembira, dan berkata, "Cukup banyak dan sangat baik!!"
Rabiah meminta ijin untuk kembali kepada Rasulullah dan mereka mengijinkannya. Rabiah menghadap Nabi SAW dengan wajah sedih, sehingga beliau bertanya, "Wahai Rabiah, mengapa engkau (masih) kelihatan sedih..!!"
"Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat suatu kaum yang lebih mulia dari mereka, yang rela dengan apa yang kuberikan kepada mereka, berbuat sangat baik dan berkata : Cukup banyak dan baik sekali. Padahal aku tidak mempunyai apa-apa untuk mengadakan walimah!!"
Sekali lagi Nabi SAW tersenyum mendengar penuturan Rabiah. Beliau memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan beberapa domba yang besar dan gemuk. Beliau juga memerintahkan Rabiah untuk mendatangi Ummul Mukminin, Aisyah RA dan menyampaikan pesan beliau, "Hendaklah engkau mengirimkan sekeranjang makanan…!!
Rabiah bergegas ke tempat Aisyah dan menyampaikan pesan Nabi SAW, segera saja Aisyah mengeluarkan sekeranjang besar makanan dan berkata, "Keranjang ini berisi sembilan takar gandum, demi Allah tidak ada lagi selain ini. Jika kami masih mempunyai makanan lainnya selain ini, maka kamu boleh mengambilnya!!"
Rabiah membawa keranjang tersebut kepada Nabi SAW dan menyampaikan pesan Aisyah seperti itu. Beliau menyuruh Rabiah menyerahkan domba dan bahan makanan tersebut kepada keluarga Anshar mertuanya dengan diantar beberapa orang dari Bani Aslam. Sekali lagi mereka menyambut kehadiran Rabiah dengan gembira, dan mereka berkata, "Kalau roti, cukuplah kami yang mengerjakannya. Sedangkan dombanya bisa kalian yang mengerjakannya."
Rabiah dan beberapa orang dari Bani Aslam menyembelih dan menguliti domba-domba tersebut kemudian memasaknya. Setelah semua masakan siap, mereka mengundang Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya untuk mengadakan walimah dari pernikahan Rabiah bin Ka'b ini.
2. JULAIBIB
Nabi bertanya kepada Julaibib : “Tidakkah engkau menikah?”
Julaibib bertanya : “Siapakah orangnya Ya Rasulallah Shollallahu ‘alaihi wasallam”, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”
Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam juga tersenyum. Tapi hari berikutnya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama.
Julaibib bertanya : “Siapakah orangnya Ya Rasulallah Shollallahu ‘alaihi wasallam”, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”
Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam juga tersenyum. Tapi hari berikutnya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama.
Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib dan
membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. “Aku ingin menikahkan putri kalian.”,
“Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, “ku pinang putri kalian untuk Julaibib”
“Julaibib?”,
“Ya. Untuk Julaibib.”
“Ya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam”, terdengar helaan nafas berat.
“Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini”
“Dengan Julaibib?”, istrinya berseru, “Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tidak bernasab, tidak berkabilah, tidak berpangkat, dan tidak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib”
Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, “Siapa yang meminta?”
“Dengan Julaibib?”, istrinya berseru, “Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tidak bernasab, tidak berkabilah, tidak berpangkat, dan tidak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib”
Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, “Siapa yang meminta?”
“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”.
Sang gadis yang shalehah lalu membaca ayat ini :
“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)
“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)
Posting Komentar untuk "Islam Itu Indah 30 September 2015"