Filosofi Sluku SLku Bathok
teringat sebuah nyanyian / syair yang dulu sering di nyanyikan orang tua saya, saya kira itu hanya sekedar nyanyian dolanan untuk anak-anak kecil, ternyata menyimpan sebuah makna yang dalam, inilah lirik syairnya
“Sluku-Sluku Bathok
Bathoke Ela Elo
Si Rama Menyang Solo
Oleh-Olehe Payung Mutho
Mak Jenthit Lolo Lo Bah
Yen Mati Ora Obah
Yen Obah Medeni Bocah
Yen Urip Goleko Duwit”
Sluku-sluku bathok/Usluku suluka bathnaka
Artinya: Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja, waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi yang seimbang, bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuanya.
Bathoke ela-elo/Bathnaka La ilaha illallahu
Artinya: Dengan berdzikir (ela elo laa ilaaha ilalloh) mengingat allah, syaraf neuron di otak akan mengendur, ingatlah Allah, dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram.
Si Rama menyang Solo/Siiruu ma'aa man sholla
Artinya: Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (sholat) lalu bersuci dan dirikan Sholat.
Oleh-Olehe payung mutho/Allahu faizun 'ala man taaba
Artinya: Maka Kita Akan Mendapatkan Perlindungan (Payung) Dari Allah, Tuhan Kita,
Tak jenthit lolo lo bah/Ittakhidzillaha Robba
Artinya: Kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu, tak dapat diprediksi dan tak juga dikira-kira, tak bisa dimajukan dan tak bisa pula di mundurkan.
Wong mati ora obah/Man maata roaa dzunuubah
Artinya:Saat kematian datang, semua sudah terlambat, kesempatan beramal hilang.
Yen Obah Medeni Bocah/Dzunuuba dainin yaghillu yadah
Artinya:Banyak Jiwa Yang Rindu Untuk Kembali Pada Allah Ingin Minta Dihidupkan, Tapi Allah Tak Mengijinkan, Jika Mayat Hidup Lagi Maka Bentuknya Pasti Menakutkan Dan Mudhorotnya Lebih Besar.
Yen Urip Goleko Dhuwit/Rottibil kolbi bil qouluts tsabit
Artinya:Kesempatan Beramal Untuk Beramal Hanya ada di saat sekarang (selagi mampu dan ada waktu). Bukan dinanti (ketidak mampuan dan hilangnya kesempatan). Tempat beramal hanya disini (dunia) bukan disana (akherat). Disana bukan tempat beramal (bercocok tanam) tapi tempat memetik hasilnya (panen raya)
Menurut Endraswara (1999), tembang dolanan di atas dapat ditelusuri dari segi sufisme Jawa, yaitu filsafat Jawa yang sudah terpengaruh oleh ajaran Islam sehingga berbau mistik. Larik yang berbunyi “sluku-sluku bathok” berkaitan dengan “ghlusuk-ghlusuk batnaka” yang berarti ”bersihkanlah batinmu” makna dari larik itu adalah berupa perintah agar mencegah hawa nafsu terutama yang berkaitan dengan isi perut karena perut merupakan gambaran dari mikrokosmos.
Subhanalloh, dalam banget filosofi tembang "Sluku-Sluku Bathok" karya Kanjeng Sunan KaliJogo dan seniman sekarang belum tentu mampu menciptakan karya sehebat para Waliulloh ini.
Semoga kita semua di beri keselamatan dunia dan akherat. Aamin.
Posting Komentar untuk "Filosofi Sluku SLku Bathok"